Ahli Sebut Pandemi RI Beres Agustus Jika Ikuti Lockdown China

Ahli sebut pandemi Covid-19 RI bisa selesai Agustus jika ikuti lockdown yang diberlakukan pemerintah China di Wuhan.

Ahli menyebut Indonesia bisa selesaikan pandemi Covid-19 pada Agustus jika tiru lockdown ketat seperti diberlakukan di Wuhan, China.

Epidemiolog Universitas Airlangga, Windhu Purnomo menyampaikan jika diberlakukan lockdown ketat, pandemi di Indonesia dapat berakir dalam kurun waktu 5 bulan saja.

"Kalau 3 bulan pertama kita strict lockdown kaya China, Agustus kita mungkin selesai. Masalahnya ini kita kehilangan waktu dan moment karena sudah berbulan-bulan," katanya pada Senin (4/1).

"Lockdown dilakukan, kepatuhan masyarakat di kontrol dan seleesai dalam waktu 5 bulan. Seharusnya kita tiru China," lanjutnya.

Ia juga mengkritik penerapan PSBB yang dinilai abal-abal karena tetap ada bergerakan dengan alasan ekonomi. Ia pun menyayangkan dengan alasan menyelamatkan ekonomi malah membuat pandemi jadi berkepanjangan.

"Malah pas covid belum kesini kita malah membuka diskon wisata, padahal negara lain sudah ada kasus" tuturnya.

Sebelumnya, akun @KawalCOVID19 mencuitkan bagaimana strategi penanganan pandemi Covid-19 di Wuhan, sehingga warga bisa merayakan tahun baru 2021 beramai-ramai.

[Gambas:Twitter]

Pada Minggu (3/1) Tim Kawal Covid-19 mencuit beberapa poin yang dilakukan Wuhan dalam menangani pandemi. Seperti Strict lockdown (lockdown ketat), wajibkan pakai masker, testing agresif hingga 1 juta test perminggu, dan tracing yang detail.

Cara ini disebut sukses dilakukan di berbagai negara dan dinilai berhasil untuk menangani pandemi.

Lebih lanjut, Windhu menyampaikan bahwa pemerintah berjalan lambat dalam menanggulangi pandemi. Sebabnya, testing dan tracing yang biasanya dilakukan dengan masif dan cepat di berbagai negara, namun dilakukan di Indonesia dalam angka tracing yang terbilang kecil.

"Selama 10 bulan langkah kita lamban, sampai saat ini test kita tidak sampai 2 persen total komulatifnya, diantara 200 negara di dunia,dengan ukuran testing rate kita itu nomor 152, " kelakarnya.

Kendati demikian, Windhu menilai saat ini sudah bukan saatnya melakukan lockdown. Beberapa masyarakat kemungkinan tidak dapat menerima kebijakan ini lagi, dan dapat memicu adanya konflik.

"Masyarakat sekarang cenderung mengalami kelelahan, kalo mau lockdown bisa memicu konflik nantinya, " ujarnya.

Berdasarkan laporan CNN, warga Wuhan berkerumun di jalan protokol pada Jumat (31/12) merayakan pergantian tahun. Masyarakat berkumpul di depan gedung tua Honkow Customs House, salah satu tempat perayaan malam tahun baru yang populer di kota tersebut. 

Perayaan pergantian tahun di Wuhan mewajibkan para pengunjungnya untuk menggunakan masker, namun tidak melarang adanya kerumunan.

Ada banyak polisi dan beberapa pengawas untuk memperketat aturan protokol di wilayah tersebut. Beberapa personil keamanan memberi tahu pengunjung yang terlihat tidak menggunakan masker.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar